Selasa, 13 Desember 2011

DELAPAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR GURU



Keterampilan dasar mengajar bagi guru diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien. Di samping itu, keterampilan dasar merupakan syarat mutlak agar guru bisa mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran. Dalam keterampilan dasar mengajar tersebut ada delapan keterampilan yang dapat digunakan guru selama proses belajar mengajar yaitu; keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan mengelola kelas, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan.

Delapan keterampilan dasar mengajar adalah sebagai berikut :

A. Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan adalah suatu keterampilan menyajikan bahan belajar yang diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti, sehingga mudah dipahami para peserta didik. Dengan definisi lain ketrampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya.
  1. Prinsip-prinsip menjelaskan
  2. Penjelasan harus disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik
  3. Penjelasan harus diselingi tanya jawab
  4. Materi penjelasan harus dikuasai secara baik oleh guru
  5. Penjelasan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran
  6. Materi penjelasan harus bermanfaat dan bermakna bagi peserta didik
  7. Dapat menjelaskan harus disertai dengan contoh-contoh yang kongkrit dan dihubungkan dengan kehidupan.

    1. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menjelaskan :
      1. Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan harus sederhana, terang dan jelas
      2. Bahan yang akan diterangkan dipersiapkan dan dikuasai terlebih dahulu
      3. Pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan
      4. Dalam menjelaskan serta dengan contoh dan ilustrasi
      5. Adakan pengecekan terhadap tingkat pemahaman peserta didik melalui pertanyaan-pertanyaan




B. Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru yang menuntun respon atau jawaban dari peserta didik. Ada yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah bertanya”. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir. Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif.

Keterampilan bertanya bertujuan untuk :
  1. Memotivasi peserta didik agar terlibat dalam interaksi belajar
  2. Melatih kemampuan mengutarakan pendapat
  3. Merangsang dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik
  4. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa serta menuntun siswa untuk menentukan jawaban
  5. Melatih peserta didik berfikir divergen
  6. Mencapai tujuan belajar

Jenis-jenis pertanyaan
    1. Pertanyaan langsung, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada salah satu peserta didik
    2. Pertanyaan umum dan terbuka, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada seluruh kelas
    3. Pertanyaan retorik, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban
    4. Pertanyaan faktual, yaitu pertanyaan untuk menggali fakta dan informasi
    5. Pertanyaaan yang diarahkan kembali, yaitu pertanyaan yang dikembalikan kepada peserta didik atas pertanyaan peserta didik lain
    6. Pertanyaan memimpin (Leading Question) yaitu pertanyaan yang jawabannya tersimpul dalam pertanyaan itu sendiri

Sedangkan pertanyaan menurut taksonomi Bloom yaitu: pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowledge question), pemahaman (conprehention question), pertanyaan penerapan (application question), pertanyaan sintetis (synthesis question), dan pertanyaan evaluasi (evaluation question).

Prinsip-prinsip bertanya
    1. Pertanyaan hendaknya mengenai satu masalah saja. Berikan waktu berfikir kepada peserta didik
    2. Pertanyaan hendaknya singkat, jelas dan disusun dengan kata-kata yang sederhana
    3. Pertanyaan didistribusikan secara merata kepada para peserta didik
    4. Pertanyaan langsung sebaiknya diberikan secara random
    5. Pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan peserta didik
    6. Sebaiknya hindari pertanyaan retorika atau leading question
    7. Teknik-teknik dalam bertanya

Tunjukkan keantusiasan dan kehangatan.Yang dimaksud dengan kehangatan dan keantusiasan adalah cara guru mengekspresikan pertanyaan atau menjawab pertanyaan, misalnya bahasa yang digunakan tidak memojokkan siswa, mimic wajah yang hangat dan tidak terkesan tegang, tetapi akrab dan bersahabat dengan sedikit senyuman, tidak mencibir atau memelototi siswa.

Berikan waktu secukupnya kepada siswa untuk berpikir.Salah satu kelemahan guru yang sering terjadi adalah ketidaksabaran untuk segera menemukan jawaban yang sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karenanya, guru sering menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan, sehingga pada akhirnya pertanyaan tersebut sama sekali tidak mempunyai makna untuk membelajarkan siswa. Biarkan siswa mencari, enduga, dan mengeksplorasikan untuk menemukan jawaban sesuai kemampuannya.
Atur lalu lintas bertanya jawab.Sering terjadi di sekolah ketika guru bertanya, secara bersama-sama siswa menjawab serempak sehingga sulit menangkap makna jawaban yang diberikan. Sebaiknya guru dapat mengatur proses tanya jawab, artinya setelah pertanyaan diberikan kepada seluruh kelas, aturlah siapa yang pantas memberikan jawaban, dan yang lain menyimak dan memberikan komentar.

Hindari pertanyaan ganda.Pertanyaan ganda adalah pertanyaan yang mengharapkann beberapa jawaban sekaligus. Pertanyaan semacam ini akan membingungkan siswa, sehingga akan mengganggu proses berpikir siswa karena tidak focus terhadap arah pertanyaan yang diajukan.

Keterampilan bertanya di bedakan atas keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-komponen yang di maksud adalah: pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singakat, pemberian acuan, pemusatan, pemindah giliran, penyebaran, pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan.

Sedangkan keterampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar pertisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatif sendiri. Keterampilan bertanya lanjut di bentuk di atas landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan keterampilan bertanya lanjut. Adapun komponen-komponen bertanya lanjut itu adalah: pengubahan susunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, pengaturan urutan pertanyaan, penggunaan pertanyaan pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi.

C. Keterampilan Menggunakan Variasi
Pengertian penggunaan variasi merupakan keterampilan guru dalam menggunakan bermacam kemampuan untuk mewujudkan tujuan belajar peserta didik sekaligus mengatasi kebosanan dan menimbulkan minat, gairah dan aktivitas belajar mengajar yang efektif.

Tujuan penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk :
    1. menghilangkan kejemuan dalam mengikuti proses belajar
    2. mempertahankan kondisi optimal belajar
    3. meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik
    4. memudahkan pencapaian tujuan pengajaran
    5. Jenis-jenis variasi
    6. Variasi pada waktu melaksanakan proses pembelajaran

1)      Penggunaan variasi suara (teacher voice)
2)      Pemusatan perhatian (focusing)
3)      Kebisuan guru (teacher silent)
4)      Mengadakan kontak pandang (eye contact)
5)      Gerak guru (teacher movement)

  1. Variasi dalam penggunaan media dan alat pembelajaran
Variasi penggunaan media dan alat pembelajaran dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Dengan menggunakan variasi media yang dapat dilihat (visual) seperti menggunakan gambar, slide, foto, bagan, dan lain-lain.
b. Variasi alat atau media yang bias didengar (auditif) seperti menggunakan radio, music, deklamasi, puisi, dan lain sebagainya.
c. Variasi alat atau bahan yangdapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan (motorik). Yang termasuk ke dalam alat dan media ini adalah berbagai macam peragaan, model, dan lain sebagainya.

  1. Variasi dalam pola interaksi
Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya. Kesalahan yang sering terjadi adalah guru hanya menggunakan pola interaksi satu arah, yaitu guru ke siswa. Oleh sebab itu, guru perlu menggunakan variasi interaksi dua interaksi dua arah, yaitu pola interaksi siswa-guru-siswa, bahkan pola interaksi yang multiarah.
Prinsip-prinsip penggunaan variasi dalam pengajaran
  1. Gunakan variasi dengan wajar, jangan dibuat-buat
  2. Perubahan satu jenis variasi ke variasi lainnya harus efektif
  3. Penggunaan variasi harus direncanakan dan sesuai dengan bahan, metode, dan karakteristik peserta didik.

D. Keterampilan Memberi Penguatan
Memberi penguatan atau reinforcement merupakan tindakan atau respon terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan kualitas tingkah laku tersebut di saat yang lain.
  1. Tujuan menggunakan keterampilan memberi penguatan dalam pengajaran untuk :
    1. Menimbulkan perhatian peserta didik
    2. Membangkitkan motivasi belajar peserta didik
    3. Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi
    4. Merangsang peserta didik berfikir yang baik
    5. Mengembalikan dan mengubah sikap negatif peserta dalam belajar ke arah perilaku yang mendukung belajar.

Jenis-jenis penguatan
      1. Penguatan verbal, adalah penguatan yang diungkan dengan kata-kata, baik kata pujian dan penghargaan atau kata-kata koreksi. Melalui kata itu siswa akan tersanjung dan berbesar hati sehingga terdorong untuk lebih aktif belajar. Misalnya, ketika diajukan pertanyaan kemudian siswa menjawab dengan tepat, maka guru memuji siswa tersebut dengan menggunakan kata: “Bagus!”, “Tepat sekali”, “Wah, hebat kamu”, dan lain sebagainya. Demikian juga ketika jawaban kurang sempurna, guru berkata: “Hampir tepat…” atau “Seratus kurang lima puluh…”, dan lain sebagainya. Apa yang diungkapkan guru menunjukkan bahwa siswa masih perlu penyempurnaan.
      2. Penguatan nonverbal, adalah penguatan yang diungkapkan melalui bahasa isyarat. Misalnya, melalui anggukan kepala tanda setuju, gelengan kepala tanda tidak setuju, mengernyitkan dahi, mengangkat pundak, dan lain sebagainya. Selain itu, penguatan nonverbal juga dapat dilakukan dengan memberikan tanda-tanda tertentu, misalnya penguatan dengan melakukan sentuhan (contact) dengan berjabat tangan atau menepuk-nepuk pundak siswa setelah siswa memberikan respon yang bagusatau dengan memberikan penguatan berupa tanda atau benda
Prinsip-prinsip penguatan :
        1. Dilakukan dengan hangat dan semangat.
        2. Memberikan kesan positif kepada peserta didik.
        3. Berdampak terhadap perilaku positif.
        4. Dapat bersifat pribadi atau kelompok.
        5. Hindari penggunaan respon negatif.

E. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Keterampilan membuka pelajaran (set induction) adalah usaha guru untuk mengkondisikan mental peserta didik agar siap dalam menerima pelajaran. Dalam membuka pelajaran  peserta didik harus mengetahui tujuan yang akan dicapai dan langkah-langkah yang akan ditempuh.
Keterampilan menutup pelajaran (closure) adalah keterampilan guru dalam mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Dalam menutup pelajaran, guru dapat menyimpulkan materi pelajaran, mengetahui tingkat pencapaian peserta didik dan tingkat keberhasilan guna dalam proses belajar mengajar.

  1. Tujuan membuka dan menutup pelajaran
Untuk menimbulkan minat dan perhatian peserta didik terhadap pelajaran yang akan dibicarakan, yang bisa dilakukan dengan:
a. Meyakinkan siswa bahwa materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan berguna untuk dirinya
b. Melakukan hal-hal yang dianggap aneh bagi siswa, misalnya menggunakan alat bantu
c.  Melakukan interaksi yang menyenangkan

Menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, yang dapat dilakukan dengan:
a. Membangun suasana akrab sehingga siswa merasa dekat, misalnya menyapa dan berkomunikasi secara kekeluargaan
b. Menimbulkan rasa ingin tahu, misalnya mengajak siswa untuk mempelajari suatu kasus yang sedang hangat dibicarakan
c. Mengaitkan materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan dengan kebutuhan siswa.

Memberikan rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan, dapat dilakukan dengan:
a. Mengemukakan tujuan yang ingin dicapai serta tugas-tugas yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan
b. Menjelaskan langkah-langkah atau tahapan pembelajaran, sehingga siswa memahami apa yang harus dilakukan
c. Menjelaskan target atau kemampuan yang harus dimiliki setelah pembelajaran berlangsung.

Memungkinkan peserta didik mengetahui tingkat keberhasilan dalam pelajaran, dapat dilakukan dengan cara:
a. Merangkum arau membuat garis-garis besar persoalan yang baru dibahas, sehingga siswa memperoleh gambaran yang menyeluruh dan jelas tentang pokok-pokok persoalan.
b. Mengonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok agar informasi yang diterima dapat membangkitkan minat untuk mempelajari lebih lanjut
c. Mengorganisasikan kegiatan yang telah dilakukan untuk membentuk pemahaman baru tentang materi yang telah dipelajarinya
d. Memberikan tindak lanjut serta saran-saran untuk memperluas wawasan yang berhubungan dengan materi pelajaran yang telah dibahas.Agar peserta didik mengetahui batas-batas tugasnya yang akan dikerjakan.

Prinsip-prinsip membuka dan menutup pelajaran
    1. Dalam membuka pelajaran harus memberi makna kepada peserta didik, yaitu dengan menggunakan cara-cara yang relevan dengan tujuan dan bahan yang akan disampaikan
    2. Hubungan antara pendahuluan dengan inti pengajaran serta dengan tugas-tugas yang dikerjakan sebagai tindak lanjut nampak jelas dan logis
    3. Menggunakan apersepsi yaitu mengenalkan pokok pelajaran dengan menghubungkannya terhadap pengetahuan yang sudah diketahui oleh peserta didik.

F. Keterampilan Mengelola Kelas
Keterampilan mengelola kelas merupakan kemampuan guru dalam mewujudkan dan mempertahankan suasana belajar mengajar yang optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat menggangu suasana pembelajaran.

Tujuan dari pengelolaan kelas adalah :
    1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik memgembangkan kemampuannya secara optimal
    2. Menghilangkan berbagai hambatan dan pelanggaran disipilin yang dapat merintangi terwujudnya interaksi belajar mengajar
    3. Mempertahankan keadaan yang stabil dalam susana kelas, sahingga bila terjadi gangguan dalam belajar mengajar dapat dikurangi dan dihindari
    4. Melayani dan membimbing perbedaan individual peserta didik
    5. Mengatur semua perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan intelektual peserta didik dalam kelas.

Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas:
      1. Keluwesan, digunakan apabila guru mendapatkan hambatan dalam perilaku peserta didik, sehingga guru dapat merubah strategi mengajarnya
      2. Kehangatan dan keantusiasan
      3. Bervariasi, gunakan variasi dalam proses belajar mengajar
      4. Tantangan, gunakan kata-kata, tindakan atau bahan sajian yang menantang
      5. Tanamkan displin diri, selalu mendorong peserta didik agar memiliki disipin diri
      6. Menekankan hal-hal positif, memikirkan hal positif dan menghindarkan konsentrasi pada hal negatif
      7. Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas

Keterampilan yang bersifat preventif guru dapat menggunakan kemampuannya dengan cara :
1)   Memusatkan perhatian
2)   Menunjukkan sikap tanggap
3)   Menegur
4)   Membagi perhatian
5)   Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas
6)   Memberi penguatan

Keterampilan megelola kelas yang bersifat represif, guru dapat menggunakan keterampilan dengan cara :
1)   Pengelolaan kelompok
2)   Modifikasi tingkah laku
3)   Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah

Hal-hal yang harus dihindari dalam mengembangkan keterampilan mengelola kelas :
    1. Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan
    2. Pengulangan penjelasan yang tidak perlu
    3. Penyimpangan
    4. Kesenyapan
    5. Bertele-tele

G. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses belajar yang dilakukan dalam kerja sama kelompok bertujuan memecahkan suatu permasalahan, mengkaji konsep, prinsip atau kelompok tertentu.

Prinsip-prinsip membimbing diskusi kelompok kecil :
  1. Laksanakan diskusi dalam suasana yang menyenangkan
  2. Berikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab permasalahan
  3. Rencanakan diskusi kelompok dengan sistematis
  4. Bimbinglah dan jadikanlah diri guru sebagai teman dalam diskusi

Komponen keterampilan guru dalam megembangkan pembimbingan kelompok kecil :
    1. Memperjelas permasalahan
    2. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
    3. Pemusatan perhatian
    4. Menganalisa pandangan peserta didik
    5. Meningkatkan urutan pikiran peserta didik
    6. Menutup diskusi

Hal-hal yang harus dihindari dalam membimbing diskusi kelompok kecil :
      1. Melaksanakan diskusi yang tidak sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik
      2. Tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada peserta didik untuk memikirkan pemecahan masalah
      3. Membiarkan diskusi dikuasai oleh peserta didik tertentu
      4. Membiarkan peserta didik mengemukakan pendapat yang tidak ada kaitannya dengan topik pembicaraan
      5. Membiarkan peserta didik tidak aktif
      6. Tidak merumuskan hasil diskusi dan tiadak membentuk tindak lanjut.

H. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru melayani kegiatan peserta didik dalam belajar secara kelompok dengan jumlah peserta didik berkisar antara 3 hingga 5 orang atau paling banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya.
Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan atau pengajaran individual adalah kemampuan guru dalam menentukan tujuan, bahan ajar, prosedur dan waktu yang digunakan dalam pengajaran dengan memperhatikan tuntutan-tuntutan atau perbedaan-perbedaan individual peserta didik.

Tujuan guru mengembangkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah :
  1. Keterampilan dalam pendekatan pribadi
  2. Keterampilan dalam mengorganisasi
  3. Keterampilan dalam membimbing belajar
  4. Keterampilan dalam merencakan dan melaksanakan KBM

















Seorang guru professional telah mengikuti beberapa pelatihan yang berkaitan dengan keterampilan dasar mengajar. Dalam keterampilan dasar mengajar tersebut ada 8 keterampilan yang dapat digunakan guru selama proses belajar mengajar yaitu; keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, ketrampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan.

1. Ketrampilan Bertanya
Ada yang mengatakan bahwa “berpikir itu sendiri adalah bertanya”. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir. Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif. Pertanyaan yang baik di bagi manjadi dua jenis, yaitu pertanyaan menurut maksudnya dan pertanyaan menurut taksonomo Bloom. Pertanyaan menurut maksudnya terdiri dari : Pertanyaan permintaan ( compliance question), pertanyaan retoris (rhetorical question), pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question) dan pertanyaan menggali (probing question). Sedangkan pertanyaan menurut taksonomi Bloom, yaitu: pertanyaan pengetahuan (recall question atau knowlagde question), pemahaman (conprehention question), pertanyaan penerapan (application question), pertanyaan sintetis ( synthesis question) dan pertanyaan evaluasi (evaluation question).

Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru perlu menunjukkan sikap yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa. Dan harus menghindari kebiasaan seperti : menjawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa, mengulang pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak, menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya dan mengajukan pertanyaan ganda. Dalam proses belajar mengajar setiap pertanyaan, baik berupa kalimat tanya atau suruhan yang menuntut respons siswa sehingga dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, di masukkan dalam golongan pertanyaan. Keterampilan bertanya di bedakan atas keterampilan bertanya dasar dan ketrampilan bertanya lanjut.

Ketrampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Komponen-komponen yang di maksud adalah : Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singakat, Pemberian acuan, pemusatan, Pemindah giliran, Penyebaran, Pemberian waktu berpikir dan pemberian tuntunan.
Sedangkan ketrampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari ketrampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar pertisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatif sendiri. Ketrampilan bertanya lanjut di bentuk di atas landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu, semua komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan ketrampilan bertanya lanjut. Adapun komponen-komponen bertanya lanjut itu adalah : Pengubahan susunan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, Pengaturan urutan pertanyaan, Penggunaan pertanyaan pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi.

2. Ketrampilan Memberikan Penguatan
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai pengaruh sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar serta membina tingkah laku siswa yang produktif. Ketrampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa komponen yang perlu dipahami dan dikuasai penggunaannya oleh mahasiswa calon guru agar dapat memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematis.
Komponen-komponen itu adalah : Penguatan verbal, diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya. Dan penguatan non-verbal, terdiri dari penguatan berupa mimik dan gerakan badan, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh. Penggunaan penguatan secara evektif harus memperhatikan tiga hal, yaitu kehangatan dan evektifitas, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respons yang negatif.

3. Ketrampilan Mengadakan Variasi
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang di tujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu :
 - Variasi dalam cara mengajar guru, meliputi : penggunaan variasi suara (teacher voice), Pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence), mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement), gerakan badan mimik: variasi dalam ekspresi wajah guru, dan pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru ( teachers movement).
 - Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran bila ditunjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut : variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids), variasi alat atau bahan yang dapat didengart (auditif aids), variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids).
 - Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya. Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.

4. Ketrampilan Menjelaskan
Yang dimaksud dengan ketrampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Secara garis besar komponen-komponen ketrampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu : Merencanakan, hal ini mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Dan penyajian suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan.

5. Ketrampilan Membuka dan Menutup pelajaran
Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar.
Komponen ketrampilan membuka pelajaran meliputi: menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui berbagai usaha, dan membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari. Komponen ketrampilan menutup pelajaran meliputi: meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan, dan mengevaluasi.

6. Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa.

7. Ketrampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dalam melaksanakan ketrampilan mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat prefentip) berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran, dan bersifat represif ketrampilan yang berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.

8. Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3 – 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan siswa.
Komponen ketrampilan yang digunakan adalah: ketrampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, ketrampilan mengorganisasi, ketrampilan membimbing dan memudahkan belajar dan ketrampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Diharapkan setelah menguasai delapan ketrampilan mengajar yang telah dijelaskan di atas dapat bermanfaat untuk mahasiswa calon guru sehingga dapat membina dan mengembangkan ketrampilan-ketrampilan tertentu mahasiswa calon guru dalam mengajar. Ketrampilan mengajar yang esensial secara terkontrol dapat dilatihkan, diperoleh balikan (feed back) yang cepat dan tepat, penguasaan komponen ketrampilan mengajar secara lebih baik, dapat memusatkan perhatian secara khusus kepada komponen ketrampilan yang objektif dan dikembangkannya pola observasi yang sistematis dan objektif.
Dari delapan kompetensi yang telah dijelaskan di atas, yang paling penting bagi guru adalah bagaimana cara guru dapat menggunakan agar proses pembelajaran dapat berjalan baik. Salah satu faktor yang dapat mengukur proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, makin banyaknya jumlah siswa bertanya.